Seminari San Dominggo Ajak Maknai Panggilan Suci Melalui Drama "Duri-Duri Pulau Bunga"
Ditulis tanggal 13 May 2025 | Dibaca 2355 kali
(Wajah Para Aktor Dalam Pementasan Drama Duri-Duri Pulau Bunga)
Seminaris dan Guru-Guru Sesado sukses menyajikan pementasan drama "Duri-Duri Pulau Bunga" pada Senin, 05 Mei 2025. Di Gedung OMK, Lebao, Kabupaten Flores Timur.
Kepala Sekolah SMAS Seminari San Dominggo Romo Sandro Losor, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa drama ini diharapkan mampu menginspirasi penonton untuk merenungkan makna panggilan suci dalam kehidupan. "Kesetiaan, ketulusan, keberanian, dan pengorbanan adalah nilai-nilai luhur yang perlu kita teladani," ujarnya.
Drama "Duri-Duri Pulau Bunga" mengisahkan tentang Laura, seorang wanita yang menghadapi dilema berat. Hamil di luar nikah, ia terancam hukuman mati sesuai hukum yang berlaku. Namun, sebuah kisah penyelamatan pun bermula. Seorang pastor dan seorang budak dengan berani menawarkan diri untuk menjadi ayah biologis Laura, demi menyelamatkannya dari hukuman. Alur cerita yang menegangkan kemudian mengungkap fakta mengejutkan bahwa dalang di balik kehamilan Laura adalah Peter, anak seorang gubernur, gubernur inilah yang menandatangani surat keputusan hukuman mati Laura. Kejujuran Peter akhirnya menjadi titik penyelamatan Laura dari hukuman mati yang mengancamnya.
Duri duri Pulau Bunga sebetulnya bukan sekadar hiburan, drama ini menyuguhkan pesan mendalam tentang panggilan suci, kesetiaan, ketulusan, keberanian, dan pengorbanan.
Salah satu aktor, Rendi Bentu, mengungkapkan bahwa makna yang ia petik dari drama ini adalah "berani berkorban demi kebaikan."
Pementasan yang melibatkan para guru dan Seminaris ini sukses menyedot perhatian hadirin: orang tua siswa kelas X dan XI siswa, guru, pegawai, dan para pembina Seminari.
"Saya terkejut, saya bangga dengan anak (nya) yang bisa menjadi aktor, saya terharu dengan perjuangan mereka." Tutur mereka.
Kesuksesan pementasan "Duri-Duri Pulau Bunga" tak lepas dari kerja sama dan partisipasi aktif anggota komunitas Seminari San Dominggo. Selain sebagai hiburan, pementasam ini juga menjadi proyek P5 dengan tema kebhinekaan global dan sekaligus mengajak siswa untuk bekerja sama secara baik. (Tim Publikasi Sesado)
(Adegan Persidangan Kasus Laura. Pastor Fernando mengungkapkan keberatannya tentang hukuman mati).