https://www.seminarisdmhokeng.sch.id/beritahttps://www.seminarisdmhokeng.sch.id/berita
Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) hari kedua di Seminari Menengah San Dominggo Hokeng, Selasa, 25 Juli 2023 berjalan lancar. Kegiatan dimulai dengan literasi dan animasi yang dipimpin oleh pengurus OSIS SMAS Seminari San Dominggo Hokeng.
Di
hari kedua MPLS ini, ada lima sesi yang dibawakan oleh para pemateri. Pada sesi
pertama, RD. Yosdo membawakan materi tentang “Pengenalan Lingkungan Sekolah”.
Dalam materinya, RD. Yosdo menjelaskan secara umum tentang nama sekolah SMAS
Seminari San Dominggo Hokeng, Visi Misi Seminari Hokeng, nilai inti, dan Motto
Seminari Hokeng. Pemateri juga memberikan gambaran tentang keberadaan Seminari
Hokeng serta jumlah tenaga pendidik dan pegawai yang bekerja di Seminari Hokeng
(ada 32 guru dan 11 pegawai). Lebih lanjut, RD. Yosdo juga menjelaskan tentang
fasilitas yang ada di seminari, fungsi ruangan-ruangan, serta aturan tentang
seragam yang dikenakan oleh para seminaris di lembaga pendidikan calon imam
ini. RD. Yosdo juga menyinggung tentang kurikulum yang diterapkan di lembaga
ini yakni, kurikulum merdeka, kurikulum K13, dan kurikulum seminari. Di akhir
materinya, pengampuh mata pelajaran bahasa Jerman ini kembali mengingatkan
kepada para peserta MPLS untuk menjaga dan merawat lingkungan sekolah juga
menyadari keberadaan mereka di tempat ini sebagai calon imam. “Sesado Hokeng
merupakan lembaga yang mendidik para calon imam, sebagai sekolah berasrama,
Seminari Hokeng sangat terbuka terhadap kehidupan sosial”, tegas RD. Yosdo.
Sesi pertama ini ditutup dengan animasi dan game
yang dipimpin oleh panitia MPLS.
Sesi
kedua hingga sesi ke lima dibawakan oleh RD. Sandro Losor. Dalam sesi kedua,
tema yang dibicarakan adalah “Penjelasan Kebijakan Sekolah”. Dalam sesi ini,
RD. Sandro menjelaskan kebijakan sekolah, mulai dari jam belajar siswa di
sekolah (07:15-13:00), absensi harian guru dan siswa, penilaian harian yang
disusun oleh guru mata pelajaran pada saat penyusunan silabus, RPP saat
melakukan pembelajaran, assessment
diagnotif dan assessment kognitif,
penjelasan kurikulum yang diterapkan di
seminari, dan penggunaan perpustakaan pada jam sekolah. RD. Sandro sangat
mengharapkan para seminaris dapat menggunakan
waktu dengan baik dan sebanyak mungkin membaca serta menulis guna
mengembangkan bakat yang sudah dimiliki.
Sesi
ketiga, tema yang dibicarakan tentang “Wawasan Wiyata Mandala”. Dalam materi
ini, sebelum melangkah lebih jauh ke dalam tema utama, RD. Sandro memberikan
kesempatan kepada peserta MPLS untuk menjelaskan arti dari Wiyata Mandala.
Beberapa siswa berdiri dan menyampaiakan pendapatnya. RD. Sandro menjabarkan
arti tema dalam sesi ini. Wiyata Mandala berarti cara pandang lingkungan
terhadap pendidikan di mana para siswa adalah subyek dari pendidikan itu
sendiri. RD. Sandro juga menjelaskan struktur organisasi di lembaga ini dan
peran para tenaga pendidik. “Peran para guru sangat besar dalam sebuah
pembelajaran, selain untuk membantu melancarkan kegiatan pembelajaran, para
guru juga berperan penting demi tercapainya tujuan yang mulia yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa”, tutup RD. Sandro.
Sesi
keempat, tema yang dibicarakan tentang “Pengenalan Kurikulum Sekolah”. Dalam
materinya, RD. Sandro memberikan gambaran umum tentang kurikulum yang ada di
Sesado dan beberapa poin yang harus dicapai dalam pembelajaran, yakni
spiritual, sosial, sikap, dan keterampilan. Lebih lanjut, RD. Sandro mengatakan
bahwa kurikulum merdeka mempunyai indikator penilaian yakni Tujuan Pembelajaran
(TP), dalam kurikulum merdeka terdapat dua bagian penting yaitu intrakulikuler
dan kokurikuler. Di Sesado Hokeng, terdapat ekstrakulikuler wajib (pramuka) dan
pilihan (teater, musik karawitan, SESADO choir, THS, English Club, jurnalistik,
dan masih banyak lagi). Sesi keempat ini ditutup dengan pelatihan Mars dan
Hymne Sesado kepada peserta MPLS.
Sesi
kelima, tema yang dibicarakan adalah “Pendidikan Karakter dan Tata Krama”.
Dalam materi ini, RD. Sandro lebih memfokuskan pada aturan-aturan yang ada di
Seminari yang harus dipatuhi oleh para seminaris. RD. Sandro membeberkan
beberapa jenis pelanggaran yang harus diperhatikan secara serius oleh para
peserta MPLS dalam kehidupan bersama di lembaga ini. Kepada para peserta MPLS,
RD. Sandro juga mengingatkan agar selalu menjaga kebersihan,
kedisiplinan diri juga tata krama dan sikap yang baik dalam berkomunikasi
dengan sesama. Sesi terakhir hari kedua MPLS ini ditutup dengan doa bersama.
Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) hari kedua di Seminari Menengah San Dominggo Hokeng, Selasa, 25 Juli 2023 berjalan lancar. Kegiatan dimulai dengan literasi dan animasi yang dipimpin oleh pengurus OSIS SMAS Seminari San Dominggo Hokeng.
Di
hari kedua MPLS ini, ada lima sesi yang dibawakan oleh para pemateri. Pada sesi
pertama, RD. Yosdo membawakan materi tentang “Pengenalan Lingkungan Sekolah”.
Dalam materinya, RD. Yosdo menjelaskan secara umum tentang nama sekolah SMAS
Seminari San Dominggo Hokeng, Visi Misi Seminari Hokeng, nilai inti, dan Motto
Seminari Hokeng. Pemateri juga memberikan gambaran tentang keberadaan Seminari
Hokeng serta jumlah tenaga pendidik dan pegawai yang bekerja di Seminari Hokeng
(ada 32 guru dan 11 pegawai). Lebih lanjut, RD. Yosdo juga menjelaskan tentang
fasilitas yang ada di seminari, fungsi ruangan-ruangan, serta aturan tentang
seragam yang dikenakan oleh para seminaris di lembaga pendidikan calon imam
ini. RD. Yosdo juga menyinggung tentang kurikulum yang diterapkan di lembaga
ini yakni, kurikulum merdeka, kurikulum K13, dan kurikulum seminari. Di akhir
materinya, pengampuh mata pelajaran bahasa Jerman ini kembali mengingatkan
kepada para peserta MPLS untuk menjaga dan merawat lingkungan sekolah juga
menyadari keberadaan mereka di tempat ini sebagai calon imam. “Sesado Hokeng
merupakan lembaga yang mendidik para calon imam, sebagai sekolah berasrama,
Seminari Hokeng sangat terbuka terhadap kehidupan sosial”, tegas RD. Yosdo.
Sesi pertama ini ditutup dengan animasi dan game
yang dipimpin oleh panitia MPLS.
Sesi
kedua hingga sesi ke lima dibawakan oleh RD. Sandro Losor. Dalam sesi kedua,
tema yang dibicarakan adalah “Penjelasan Kebijakan Sekolah”. Dalam sesi ini,
RD. Sandro menjelaskan kebijakan sekolah, mulai dari jam belajar siswa di
sekolah (07:15-13:00), absensi harian guru dan siswa, penilaian harian yang
disusun oleh guru mata pelajaran pada saat penyusunan silabus, RPP saat
melakukan pembelajaran, assessment
diagnotif dan assessment kognitif,
penjelasan kurikulum yang diterapkan di
seminari, dan penggunaan perpustakaan pada jam sekolah. RD. Sandro sangat
mengharapkan para seminaris dapat menggunakan
waktu dengan baik dan sebanyak mungkin membaca serta menulis guna
mengembangkan bakat yang sudah dimiliki.
Sesi
ketiga, tema yang dibicarakan tentang “Wawasan Wiyata Mandala”. Dalam materi
ini, sebelum melangkah lebih jauh ke dalam tema utama, RD. Sandro memberikan
kesempatan kepada peserta MPLS untuk menjelaskan arti dari Wiyata Mandala.
Beberapa siswa berdiri dan menyampaiakan pendapatnya. RD. Sandro menjabarkan
arti tema dalam sesi ini. Wiyata Mandala berarti cara pandang lingkungan
terhadap pendidikan di mana para siswa adalah subyek dari pendidikan itu
sendiri. RD. Sandro juga menjelaskan struktur organisasi di lembaga ini dan
peran para tenaga pendidik. “Peran para guru sangat besar dalam sebuah
pembelajaran, selain untuk membantu melancarkan kegiatan pembelajaran, para
guru juga berperan penting demi tercapainya tujuan yang mulia yakni
mencerdaskan kehidupan bangsa”, tutup RD. Sandro.
Sesi
keempat, tema yang dibicarakan tentang “Pengenalan Kurikulum Sekolah”. Dalam
materinya, RD. Sandro memberikan gambaran umum tentang kurikulum yang ada di
Sesado dan beberapa poin yang harus dicapai dalam pembelajaran, yakni
spiritual, sosial, sikap, dan keterampilan. Lebih lanjut, RD. Sandro mengatakan
bahwa kurikulum merdeka mempunyai indikator penilaian yakni Tujuan Pembelajaran
(TP), dalam kurikulum merdeka terdapat dua bagian penting yaitu intrakulikuler
dan kokurikuler. Di Sesado Hokeng, terdapat ekstrakulikuler wajib (pramuka) dan
pilihan (teater, musik karawitan, SESADO choir, THS, English Club, jurnalistik,
dan masih banyak lagi). Sesi keempat ini ditutup dengan pelatihan Mars dan
Hymne Sesado kepada peserta MPLS.
Sesi
kelima, tema yang dibicarakan adalah “Pendidikan Karakter dan Tata Krama”.
Dalam materi ini, RD. Sandro lebih memfokuskan pada aturan-aturan yang ada di
Seminari yang harus dipatuhi oleh para seminaris. RD. Sandro membeberkan
beberapa jenis pelanggaran yang harus diperhatikan secara serius oleh para
peserta MPLS dalam kehidupan bersama di lembaga ini. Kepada para peserta MPLS,
RD. Sandro juga mengingatkan agar selalu menjaga kebersihan,
kedisiplinan diri juga tata krama dan sikap yang baik dalam berkomunikasi
dengan sesama. Sesi terakhir hari kedua MPLS ini ditutup dengan doa bersama.