https://www.seminarisdmhokeng.sch.id/beritahttps://www.seminarisdmhokeng.sch.id/berita
KESEHATAN REMAJA, MASA DEPAN BANGSA
(Posyandu Remaja SESADO)
Remaja menurut UU Perlindungan anak adalah
seseorang yang berusia antara 10-18 tahun, dan merupakan kelompok penduduk
Indonesia dengan jumlah yang cukup besar (hampir 20% dari jumlah penduduk).
Remaja merupakan calon pemimpin dan pengerak pembangunan di masa depan. Remaja masa depan yang sangat berharga bila
mereka berada dalam kondisi kesehatan fisik dan psikis, serta pendidikan yang
baik'', ujar Menteri Kesehatan RI dalam paparannya yang disampaikan oleh Plt
Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Pattiselano Robert Johan, MARS, pada
Seminar kesehatan dan gizi remaja di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta
Selatan. Puskesmas Boru dan SMAS Seminari San Dominggo bekerja sama
untuk meningkatkan kesehatan peserta didik KPP dan X dengan mengadakan posyandu
remaja. Posyandu remaja yang dijadwalkan setiap bulan untuk melihat keadaan
peserta didik dan mengikuti perkembangan kesehatan peserta didik. Kesehatan
peserta didik merujuk pada delapan indikator yaitu 1. Cuci tangan pakai sabun
dan air bersih, 2. Menciptakan pergaulan yang positif, 3. Menggunakan air
bersih, 4. Membuang sampah pada tempatnya, 5. Menggunakan toilet bersih, 6.
Mengkonsumsi makanan bergisi seimbang, 7. Berperan aktif mewujudkan sekolah
bebas jentik nyamuk, dan 8. Berperan aktif mewujudkan lingkungan sekolah bebas
rokok dan bebas narkoba. Dari delapan indikator SMAS Seminari San Dominggo
telah mewujudkan, dengan menciptkan lingkungan bersih dan aman dari segala
macam penyakit.
Pendidikan
di lembaga ini selalu menekankan pada nilai-nilai inti SESADO (Sanctitas, Scientia,
Sanitas, Sapientia, dan Solidaritas) salah satunya sanitas. SESADO
telah mewujudkan nilai inti tersebut dan mengimplementasikan sesuai dengan
kebutuhan lembaga dan kebutuhan warga sekolah dengan kesehatan lingkungan
sekolah.
Pada dasarnya kesehatan lingkungan sekolah tergantung dari pribadi warga sekolah itu sendiri. Kesehatan yang dimaskud adalah Kesehatan dengan menciptakan lingkungan bersih, ramah, dan senyum. Kesehatan inilah yang dijadikan sebagai kebutuhan perkembangan warga sekolah dengan melihat pola kehidupan setiap warga sekolah dan menciptakan sanitas yang baik. Perkembangan remaja sekolah harus menjadi perhatian bersama untuk melihat dan mengikuti perkembangan mereka. Oleh karena itu Puskesmas Boru telah menjadi mitra bersama dengan lembaga pendidikan calon imam. Dalam hal kesehatan remaja, Puskemas Boru selalu mengadakan sosialisasi kesehatan, dan posyandu remaja di lembaga calon imam. Peserta didik antusias mengikuti kegiatan tersebut untuk kepentingan kesehatan dan perkembangan diri mereka. Sehat yang dimaksud sehat secara fisik yang dapat membentuk pola pikir peserta didik dengan baik, bukan remaja mudah dipengaruhi oleh teman sebaya dan media sosial sehingga rawan terpengaruh oleh perilaku yang tidak sehat, atau mendapatkan informasi kesehatan dan gizi yang tidak benar (hoax). Misalnya, mengikuti pola diet dari orang lain, mengonsumsi jajanan yang sedang hits namun tidak bergizi, atau kurang beraktifitas fisik karena terlalu sering bermain games.
Mitra kedua lembaga ini
mewujudkan remaja dengan sifat khas dari nilai inti SESADO. Pembentukan
kepribadian yang matang dapat mampu menghadapi tantangan secara efektif dalam
kehidupannya. Peserta didik calon imam telah mewujudkan kesehatan fisik dalam
perkembangan pola pikir yang matang. Remaja SESADO, remaja yang mampu bersaing
di kanca nasional dan internasional, serta sebagai tongkat estafet Gereja,
bangsa dan negara.
PENULIS: KORNELIS KUSWONO IRI
KESEHATAN REMAJA, MASA DEPAN BANGSA
(Posyandu Remaja SESADO)
Remaja menurut UU Perlindungan anak adalah
seseorang yang berusia antara 10-18 tahun, dan merupakan kelompok penduduk
Indonesia dengan jumlah yang cukup besar (hampir 20% dari jumlah penduduk).
Remaja merupakan calon pemimpin dan pengerak pembangunan di masa depan. Remaja masa depan yang sangat berharga bila
mereka berada dalam kondisi kesehatan fisik dan psikis, serta pendidikan yang
baik'', ujar Menteri Kesehatan RI dalam paparannya yang disampaikan oleh Plt
Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Pattiselano Robert Johan, MARS, pada
Seminar kesehatan dan gizi remaja di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta
Selatan. Puskesmas Boru dan SMAS Seminari San Dominggo bekerja sama
untuk meningkatkan kesehatan peserta didik KPP dan X dengan mengadakan posyandu
remaja. Posyandu remaja yang dijadwalkan setiap bulan untuk melihat keadaan
peserta didik dan mengikuti perkembangan kesehatan peserta didik. Kesehatan
peserta didik merujuk pada delapan indikator yaitu 1. Cuci tangan pakai sabun
dan air bersih, 2. Menciptakan pergaulan yang positif, 3. Menggunakan air
bersih, 4. Membuang sampah pada tempatnya, 5. Menggunakan toilet bersih, 6.
Mengkonsumsi makanan bergisi seimbang, 7. Berperan aktif mewujudkan sekolah
bebas jentik nyamuk, dan 8. Berperan aktif mewujudkan lingkungan sekolah bebas
rokok dan bebas narkoba. Dari delapan indikator SMAS Seminari San Dominggo
telah mewujudkan, dengan menciptkan lingkungan bersih dan aman dari segala
macam penyakit.
Pendidikan
di lembaga ini selalu menekankan pada nilai-nilai inti SESADO (Sanctitas, Scientia,
Sanitas, Sapientia, dan Solidaritas) salah satunya sanitas. SESADO
telah mewujudkan nilai inti tersebut dan mengimplementasikan sesuai dengan
kebutuhan lembaga dan kebutuhan warga sekolah dengan kesehatan lingkungan
sekolah.
Pada dasarnya kesehatan lingkungan sekolah tergantung dari pribadi warga sekolah itu sendiri. Kesehatan yang dimaskud adalah Kesehatan dengan menciptakan lingkungan bersih, ramah, dan senyum. Kesehatan inilah yang dijadikan sebagai kebutuhan perkembangan warga sekolah dengan melihat pola kehidupan setiap warga sekolah dan menciptakan sanitas yang baik. Perkembangan remaja sekolah harus menjadi perhatian bersama untuk melihat dan mengikuti perkembangan mereka. Oleh karena itu Puskesmas Boru telah menjadi mitra bersama dengan lembaga pendidikan calon imam. Dalam hal kesehatan remaja, Puskemas Boru selalu mengadakan sosialisasi kesehatan, dan posyandu remaja di lembaga calon imam. Peserta didik antusias mengikuti kegiatan tersebut untuk kepentingan kesehatan dan perkembangan diri mereka. Sehat yang dimaksud sehat secara fisik yang dapat membentuk pola pikir peserta didik dengan baik, bukan remaja mudah dipengaruhi oleh teman sebaya dan media sosial sehingga rawan terpengaruh oleh perilaku yang tidak sehat, atau mendapatkan informasi kesehatan dan gizi yang tidak benar (hoax). Misalnya, mengikuti pola diet dari orang lain, mengonsumsi jajanan yang sedang hits namun tidak bergizi, atau kurang beraktifitas fisik karena terlalu sering bermain games.
Mitra kedua lembaga ini
mewujudkan remaja dengan sifat khas dari nilai inti SESADO. Pembentukan
kepribadian yang matang dapat mampu menghadapi tantangan secara efektif dalam
kehidupannya. Peserta didik calon imam telah mewujudkan kesehatan fisik dalam
perkembangan pola pikir yang matang. Remaja SESADO, remaja yang mampu bersaing
di kanca nasional dan internasional, serta sebagai tongkat estafet Gereja,
bangsa dan negara.
PENULIS: KORNELIS KUSWONO IRI